Testimoni Isabella

Proses Penyembuhan Sakit di Tulang Belakang dengan Meditasi

Nama saya Isabella, seorang ibu rumah tangga asal Jakarta yang dahulu bekerja di sebuah perusahaan swasta. Saya berbagi kesan dan pesan yang mewakili empat teman saya. Pertemuan kami kali ini bermula dari sebuah grup Whatsapp, di mana salah satu dari kami membagikan pengalaman meditasi mereka.

Ternyata ada di antara kami yang sudah pernah ikut meditasi Tapa Brata 1 dan ingin mengulanginya. Kami pun terinspirasi untuk ikut. Saya sendiri sudah pernah ikut meditasi sekitar 11 tahun yang lalu. Setelah berhenti praktek selama 3 tahun karena tidak ada teman, saya memutuskan untuk ikut lagi. Kami berlima datang dengan hati yang gembira dan ceria.

Namun, saat kami tiba, ada satu hal yang menjadi tantangan: posisi duduk bersila. Saya sendiri awalnya menolak karena merasa tidak mampu duduk bersila, terlebih pernah mendengar bahwa manusia sebenarnya tidak didesain untuk duduk dalam posisi tersebut. Namun, Pak Putu berpendapat sebaliknya dan meminta kami untuk mencoba. Ternyata, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang saya rasakan sama dengan teman-teman saya, baik yang baru ikut meditasi maupun yang sudah pernah ikut sebelumnya.

Pak Merta mengingatkan kami untuk tetap berkonsentrasi. Beliau meminta kami untuk memperhatikan napas, bukan hanya berfokus pada rasa sakit yang ada. Ini merupakan pengalaman baru dalam meditasi untuk saya, yang biasanya hanya memperhatikan napas dari hidung. Pada akhirnya, saya memahami bahwa meditasi ini seperti pelatihan yang harus dilakukan berulang-ulang. Kita harus terus mendengar dan belajar, sampai kita bisa memahami dan menerima.

Saya datang ke sini karena memiliki masalah pada tulang belakang saya. Jika saya berdiri terlalu lama, rasa sakitnya sangat luar biasa. Memang rasa sakitnya berkurang, namun saya masih harus duduk terus dan tidak berdiri. Jadi, setelah saya pulang nanti, saya harus memerhatikan apakah masalah saya membaik. Hal yang paling saya nikmati adalah ketika berlatih meditasi Cinta Kasih. Kita semua sadar bahwa kita perlu menyebarluaskan cinta. Saya sadar bahwa jika kita tidak baik, kita tidak mungkin bisa menyebarkan kebaikan. Oleh karena itu, kita harus menyebarkan kebaikan mulai dari diri kita sendiri, kepada orang terdekat, teman, dan bahkan orang netral. Bahkan kepada orang yang kita miliki masalah dengannya pun perlu. Ternyata, semakin lama, daftar nama orang yang ingin saya berikan cinta semakin panjang. Jadi, bagi saya, ini adalah hasil yang baik untuk diri saya sendiri yang akan saya bawa pulang.

 

Isabella

Tapa Brata 1

Program & Kelas

Jadwal Kegiatan

Program & Kelas

Program Meditasi