Akhirnya saya memutuskan untuk stop obat-obatan dan kebetulan ketemu teman yang alumni Bali Usada itu, lalu dia bercerita bahwa dia autoimun.
Lalu, saya coba lihat-lihat YouTube dan Instagram Bali Usada, terus saya pikir wah ini memang benar apa yang disampaikan. Jadi memang salah satu pencetus sakit saya ini memang dari pikiran. Jadi setelah saya tidak bekerja, yang mana sebelumnya saya bekerja. Lalu saat hamil saya harus berhenti bekerja, nah dari situ saya baru tahu kalau ini pencetusnya. Ada kata-kata Pak Merta yang kena banget di saya, bahwa saya ini hidup di masa lalu dan di masa depan, jadi saya tidak hidup di masa sekarang.
Setelah saya ikut meditasi ini walaupun masih bolong-bolong, banyak sekali perubahannya. Mulai dari karena saya IRT, dulu kalau mengerjakan pekerjaan rumah itu saya ngeluh, kaya sambil mikir, harusnya saya nggak nyetrika, harusnya saya meeting sama teman-teman saya. Tapi setelah ikut meditasi, saya sadar bahwa ini peran saya saat ini. Tidak semua orang bisa seberuntung saya, bisa Bersama anak di rumah sepanjang waktu. Setelah meditasi saya bisa menikmati hari ini, bahkan mungkin pada hal-hal simple, saya nyetrika baju saja bisa happy.
Jadi benar-benar saya bisa bersyukur. Lalu, untuk menghadapi sakit saya bisa lebih tangguh. Jadi saya tahu bahwa sakit ini ada, sedang berproses nanti hilang walaupun nanti ada lagi, karena tidak kekal, saya tahu pasti nanti akan balik sembuh lagi.
Stefani