Testimoni Agnes

Latihan Meditasi Bagi Penderita Endometriosis

Ini adalah kali keempat saya mengikuti kelas meditasi kesehatan Usada 1. Jadi yang pertama kali tahun 2010, sudah 10 tahun yang lalu. Saya ikut karena saya ada penyakit endometriosis di rahim yang mengakibatkan saya sangat kesakitan setiap kali datang bulan.

Sejak pertama kali ikut, saya sudah sangat merasakan manfaat dari Meditasi Kesehatan Bali Usada ini. Bukan karena endometriosis saya sembuh. Sampai sekarang masih ada. Datang dan pergi. Kadang-kadang ukurannya besar, kadang mengecil sendiri. Setiap tahun saya cek ke dokter. Beberapa dokter menyarankan untuk operasi pengangkatan rahim. Tapi waktu saya ikut kelas meditasi kesehatan intensif Tapa Brata yang pertama, Pak Merta minta saya untuk coba rajin berlatih meditasi dulu. Jadi saya tidak angkat rahim saya.

Saya mulai latihan meditasi. Dan memang meditasi kesehatan ini belum menghilangkan adenomyosis saya. Tapi meditasi kesehatan ini sudah mengajarkan saya untuk selalu sadar bijaksana. Sehingga walaupun rasa sakit itu ada, saya tidak menderita. I still feel the pain, but I’m not suffering. Yang kedua kali saya ikut meditasi kesehatan intensif Tapa Brata 1 itu di Bali Usada Center di Baturiti. Karena sejak pertama kali saya ikut, saya rajin sekali mempromosikan Bali Usada ke teman-teman saya. Nah, salah satu teman saya sakit autoimun. Lalu akhirnya dia mau ikut Tapa Brata 1 asal saya temani. Jadi yang kedua kali itu saya menemani teman saya.

Dari pengalaman yang kedua ini, saya mendengar semua cerita dan pengajaran dari Pak Merta Ada sama persis dengan meditasi kesehatan intensif Tapa Brata 1 yang waktu itu saya ikut pertama kali. Tapi saya menyadari ternyata saya tidak bosan mendengar pelajarannya. Walaupun semua ceritanya juga sama, pelajarannya juga sama, bagaimana merasakan napas dan sebagainya. Tetapi justru materi-materi itu menjadi semacam pengingat. Dan cerita-cerita kebijaksanaan yang disampaikan Pak Merta semakin saya resapi.

Kadang-kadang bisa muncul sendiri disaat saya membutuhkan. Misalnya, saat sakitnya sedang datang melanda. Oh saya ingat. Oh iya Anicca. Kemarin tidak sakit. Sekarang bisa sakit sekali. Sampai kadang saya lemas dan gemetar. Anicca, semuanya berubah. Tidak ada yang kekal. Lalu saya arahkan pikiran ke rahim. Tapi tanpa ada target ingin sembuh. Jadi saya juga tidak ada perasaan menolak dan ingin membuang sakitnya. Saya ingat sekali Pak Merta selalu bilang, harus memeluk seperti kita memeluk bayi. Jadi saya menyadari dengan tenang memeluk dan meletakkan pikiran di rahim saya. Kalau bayi sedang rewel kita tidak boleh menggendong dengan mencengkram. Jadi dalam latihan meditasi kesehatan ini, saya tidak pernah ada target. Saya hanya melatih supaya hati saya tetap lembut. 

Walaupun kadang sakitnya tidak tertahankan sampai saya mengeluarkan air mata. Tapi bukan menangis karena menderita. Namun karena memang sakit sekali dan lemas. Saya tetap berusaha tenang, tidak marah dan tidak mengeluh. Ya saya sadar saya sakit. Karena saya merasakan meditasi kesehatan ini membuat saya lebih tenang seimbang. Jadi saya akhirnya memutuskan akan ikut meditasi kesehatan intensif Tapa Brata setahun sekali untuk detoksifikasi. Kalau badan kita sering kita detoks dengan berpuasa atau dengan berpantang pada makan makanan tertentu. Ketika kita mau menguruskan badan atau ketika gula darah sedang naik atau ada penyakit tertentu kita berpantang makanan tertentu. Kita detoks badan kita.

Nah saya merasa pikiran kita juga perlu didetoks. Dan menurut saya Meditasi Kesehatan Bali Usada ini adalah salah satu cara yang baik dan saya cocok untuk mendetoks pikiran saya. Sebetulnya tahun ini saya sudah mendaftar untuk Tapa Brata di Rumah Luwih bulan September bersama teman saya. Tapi karena ada Covid-19 dan Tapa Brata batal dilaksanakan, jadi saya ikut kelas meditasi kesehatan Reguler Usada 1 online ini. Dan saya mengajak empat orang, ada dua kakak saya dan dua teman saya.

Nah pada meditasi kesehatan yang keempat kali ini yang paling saya rasakan adalah perubahan mental. Saya ingat sekali di bulan Maret kemarin itu saya sangat cemas, mudah gelisah, takut. Begitu ada berita seseorang terinfeksi Covid apalagi kalau teman yang saya kenal meninggal, itu saya gelisah. Dan ketika mendengar anak batuk sekali aja di kamar sebelah, saya langsung panik. Saya bisa tidak tidur semalaman kalau dia batuk. Jadi sangat gelisah di bulan-bulan awal, bulan Maret, April itu. Tapi untungnya dengan work from home, ada latihan meditasi di Zoom dan Mixlr, Pak Merta sering mengajak latihan meditasi bersama-sama.

Saya ikut meditasi, ikut mendengarkan pelajaran-pelajaran dari Pak Merta, saya merasa lebih tenang. Saya memang kurang rajin berlatih sehingga kadang-kadang saya kurang pandai merasakan badan. Tapi saya selalu mengarahkan pikiran dari dada ke seluruh rumah dan mengucapkan, “semoga semua hidup berbahagia”. Saya sebut satu per satu nama anggota keluarga atau teman-teman yang ingin saya kirimkan cinta kasih. Saya ucapkan dengan penuh kesadaran dan kelembutan. Dan ini membuat hati saya lebih tenang, lebih lembut, lebih damai.

Sehingga saya sekarang sudah tidak sepanik bulan Maret dan April yang lalu. Walaupun ada berita apa pun. Saya lebih tenang, lebih bisa tahu bahwa semua ini Anicca, segala sesuatu berubah. Terima kasih untuk Pak Merta, Ibu Maria dan semua asisten Bali Usada yang selalu menemani kita untuk bermeditasi. Dan semoga teman-teman semua, Sahabat Meditasi Bali Usada, semua hidup berbahagia. Terima kasih.

Agnes – Sahabat Meditasi dari Kelas Meditasi Kesehatan Reguler Usada 1 Live Online

Program & Kelas

Jadwal Kegiatan

Program & Kelas

Program Meditasi