Pada tahun 2000, saya mulai menyadari adanya perubahan pada anak kedua saya. Dulu kami sering bepergian, tapi setelah kelahirannya, anak saya mudah lelah meskipun hanya berjalan beberapa meter. Setelah melakukan pemeriksaan di RSPP Pertamina Jaya, terungkap bahwa dia memiliki masalah jantung bawaan. Situasi semakin sulit ketika setelah pulang dari umroh, dia mengalami stroke dan akhirnya meninggal pada 3 Januari 2020.
Tahun 2020 memang penuh cobaan. Selain itu, pandemi juga mengubah banyak aspek dalam hidup saya, terutama dalam bisnis. Namun, sejak kecil ibu saya selalu memberikan kasih sayang. Saya belajar untuk selalu bangkit. Namun, dengan semua kejadian tersebut, saya mulai merasa labil.
Beruntung, saya bertemu dengan istri saya sekarang yang membantu saya bangkit kembali. Namun, saya merasa ada yang kurang hingga ibu saya menyarankan saya untuk mencoba meditasi. Awalnya, saya meremehkan meditasi, namun setelah mengikuti sesi dengan Pak Merta, saya terkesan dengan metodenya yang menggabungkan cakra dan kasih sayang.
Sebagai pengusaha, saya selalu berhadapan dengan berbagai pribadi karyawan yang memiliki beragam latar belakang. Ini juga salah satu faktor yang membuat saya merasa labil. Namun, dengan meditasi, saya merasa lebih tenang dan damai.
Saya juga berterima kasih kepada Pak Sweca yang setiap paginya membangunkan saya untuk bermeditasi. Dulu, tak ada yang berani membangunkan saya kecuali Pak Merta dan bapak saya.
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua sahabat yang telah memberikan dukungan kepada saya. Semoga kita semua selalu bahagia.
Kuntadi
Tapa Brata 1