Pada hari ke 4, saat saya berkonsultasi dengan Pak Merta Ada, saya menjelaskan sakit/keluhan yang sering saya rasakan seperti nyeri datang bulan; beberapa rasa sakit di badan saat saya mau istirahat sering sekali saya merasa ada aliran listrik di tulang saya, juga keluhan di mata saya yang membuat saya perlu kacamata untuk melihat. Setelah Pak Merta merasakan getaran di badan saya, beliau menjelaskan bahwa semua yang saya rasakan berasal dari hubungan saya dengan Ibu saya. Menurut Pak Merta, perasaan ini bias saja berasal dari kehidupan saya sebelumnya yang ditinggalkan oleh Ibu saya, sehingga pada kehidupan sekarang saya sangat melekat dengan Ibu saya karena perasaan ketakutan saya akan ditinggalkan oleh Ibu saya lagi.
Pada saat Pak Merta menjelaskan ke saya, saya mendengar ada suara di dalam hati saya yang bertanya ‘Kenapa Ibu saya meninggalkan saya? Kenapa?’ dan suara yang saya dengarkan ini berbeda dengan suara saya, saya tidak mengenal suara ini.
Lalu saya kembali ke ruang meditasi dan melanjutkan latihan meditasi saya. Saya merasakan badan saya bagian demi bagian, dan saat saya merasakan tenggorokan saya, saya merasakan ketegangan di tenggorokan saya yang sangat kuat. Saya tidak terkejut karena saya beberapa kali sudah pernah merasakan ini. Setelah itu saya focus merasakan tenggorokan saya, sembari memberikan cinta kasih ke diri saya dan bagian tersebut. Setelah beberapa saat, tiba-tiba muncul memori saat saya masih berumur dua atau tiga bulan. Saya menangis sangat kuat dan saya hampir tidak dapat bernapas. Lalu ada seseorang yang membawa saya, tetapi orang ini bukan ibu saya, sehingga saya menangis lebih keras untuk menarik perhatian ibu saya supaya dia mengambil saya kembali. Saya ingat bahwa saya hanya ingin ibu saya mengambil saya, dan saya merasa frustasi karena saya berpikir. ‘Ibu, saya menangis, kenapa Ibu tidak dating? Ibu meninggalkan saya lagi!’ Saya yang masih bayi merasa sangat sedih saat itu. Tetapi saat saya kembali ke sesi meditasi saya, saya menyadari bahwa ibu saya sudah berkorban sangat banyak untuk saya. Beliau menyayangi saya dan melakukan sepenuh hatinya untuk kepentingan saya saat kecil. Pada saat itu, semua ketegangan di tenggorokan saya mendadak hilang. Saya tidak habis pikir, penyakit saya di tenggorokan yang selama ini mengganggu saya sembuh begitu saja, dan tidak pernah muncul lagi.
Saat saya selesai mengikuti Tapa Brata I, saya menelepon Ibu saya dan bertanya apakah saya banyak menangis saat saya masih bayi (sekitar umur 2-3 bulan). Ibu saya mengatakan bahwa saya tidak banyak menangis, tetapi beliau ingat pada waktu saya berumur 1 bulan, saya pernah menangis sangat kuat sampai saya hampir tidak dapat bernapas saat kakek saya menggendong saya. Saya bertanya kenapa Ibu saya tidak mengambil saya saat itu? Ibu saya mengatakan bahwa saya menangis sangat kuat sampai Ibu saya panik dan pergi untuk mencari petolongan. Sejak saat meditasi itu, saya sangat bersyukur pada Ibu saya dan segala cinta yang sudah dia berikan pada saya. Badan dan pikiran saya merasa jauh lebih nyaman.
Terima kasih Pak Merta Ada dan Michael untuk membantu saya dengan meditasi ini, sehingga saya dapat menyembuhkan diri saya.
Segala kasih dan syukur saya untuk Bali Usada
Terima kasih