Testimoni Felicia

Saya mengikuti meditasi karena mengalami anxiety disorder

Nama saya Felicia, asal dari Jakarta. Ini adalah kali ketiga saya mengikuti Tapa Brata.

Awalnya, saya mengikuti meditasi karena mengalami anxiety disorder yang cukup parah, mungkin karena saya tipe orang yang suka sekali berpikir. Kondisi ini sangat mengganggu, karena selama ini saya selalu mengandalkan kekuatan pikiran dan merasa berhasil dengan itu. Sejak kecil, semua yang saya inginkan biasanya tercapai hanya dengan fokus dan usaha pikiran saya.

Namun, setelah mendengarkan ceramah dari Pak Merta Ada, saya baru menyadari bahwa setelah usia 35 tahun, kemampuan sel-sel tubuh untuk beregenerasi akan semakin melemah. Dulu, mungkin saya tidak merasakan dampaknya, tetapi sekarang, di usia 44 tahun, saya mulai merasakan perubahan. Emosi saya terasa sulit dikendalikan, dan trauma-trauma lama mulai muncul kembali. Ketika saya marah, emosinya bisa begitu meluap-luap seperti orang yang kehilangan kendali.

Suatu hari, tanpa sengaja, saya melihat video di TikTok tentang Tapa Brata. Saya penasaran tapi sempat menunda-nunda, hingga akhirnya saya mencoba mendaftar. Saat itu, ternyata semua sesi sudah penuh. Namun, dua hari sebelum Tapa Brata dimulai, saya dihubungi karena ada pembatalan dan saya segera mengambil kesempatan itu. Di pengalaman pertama saya tersebut, saya sempat merasa sulit menyesuaikan diri. Misalnya, di tiga hari pertama, walaupun tidak boleh membaca atau menggunakan jam tangan, saya masih melanggar sedikit.

Namun, pada malam keempat, ketika mulai sesi penyembuhan, saya mendapatkan insight yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, bahkan saya bisa ‘melihat’ cakra-cakra saya. Ini sungguh mengejutkan. Meskipun saya mengenal dunia meditasi sejak kecil, saya tipe orang yang skeptis dan hanya percaya pada apa yang bisa saya buktikan sendiri. Namun, pengalaman di sesi penyembuhan ini benar-benar berbeda dan progress-nya sangat cepat.

Saya dulu sangat tergantung pada handphone hingga rasanya cemas jika baterai di bawah 80%. Namun, setelah mengikuti Tapa Brata, saya lebih santai dan tidak lagi terpaku pada handphone. Bahkan, saat baterainya habis di tempat umum, saya bisa dengan tenang menunggu hingga bisa mengisi baterai.

Setelah Tapa Brata pertama itu, saya mulai rajin berlatih meditasi, mengikuti sesi online pagi dan malam. Saya juga sering bertanya di kanal YouTube Bali Usada saat Pak Merta Ada live streaming. Saya merasakan perubahan besar, bukan hanya pada anxiety saya, tetapi juga pada kondisi kesehatan fisik. Dari kecil, saya memiliki asma dan wasir yang sering kambuh. Ajaibnya, setelah rutin meditasi, kedua masalah tersebut jauh berkurang. Bahkan wasir yang sudah parah menurut dokter, kini tidak lagi menjadi masalah.

Setelah itu, saya mengikuti Tapa Brata kedua dan mendapatkan insight yang berbeda lagi. Karena beban mental saya semakin ringan, saya bisa lebih menikmati proses meditasi. Yang luar biasa, saya juga mengalami perubahan dalam pola makan. Saya biasanya cenderung makan banyak saat stres, bahkan memesan makanan yang banyak pada satu restoran. Namun, setelah Tapa Brata yang kedua, saya mampu melakukan water fasting sampai tujuh hari. Saya juga berhasil menurunkan berat badan hingga 14 Kg dalam 57 hari.

Hal ini membuat teman-teman saya penasaran dan mulai tertarik mengikuti Tapa Brata. Saya merekomendasikan meditasi ini bukan hanya untuk mereka yang punya masalah anxiety atau sakit fisik, tapi juga bagi yang ingin menurunkan berat badan, karena saya sudah membuktikannya sendiri.

Sekarang, saya mengikuti Tapa Brata lagi sebagai hadiah untuk diri saya sendiri di usia yang baru saja menginjak 44 tahun. Saya merasa sangat bersyukur karena mendapatkan pencerahan baru, dan beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan insight dari Pak Merta yang sangat berharga untuk kehidupan saya ke depannya. Terima kasih kepada Bali Usada dan program Tapa Brata ini. Semoga semua hidup berbahagia.

Program & Kelas

Jadwal Kegiatan

Program & Kelas

Program Meditasi