Testimoni Bhikku Bodhi

Kesaksian dari Bhikku Bodhi

Nama saya Bhikku Bodhi, dan seperti yang dikatakan oleh Pak Merta Ada kemarin, saya telah menjalani kehidupan sebagai biksu Buddha selama 29 tahun, dimana sebagian besar saya habiskan di Srilanka. Bisa saya mengatakan sedikit kurang adil bagi saya untuk mengevaluasi pelatihan Usada II ini karena 2 alasan: Pertama, saya tidak benar-benar melakukan Usada I secara sistematis, jadi ini adalah pengalaman pertama saya masuk ke pelatihan Usada II. Alasan lainnya adalah, saya telah hidup sebagai biksu selama 29 tahun. Saya telah melakukan berbagai meditasi selama bertahun-tahun. Jadi meditasi itu bukan hal baru bagi saya.

Meditasi yang telah saya lakukan selama bertahun-tahun yang termasuk dalam sistem Anda adalah konsentrasi dan pernapasan. Tetapi dapat saya katakan bahwa Pak Merta Ada telah memperkenalkan cara yang sedikit berbeda dalam melatih konsentrasi dan pernapasan dari apa yang saya kenal, dibanding dari cara tradisional yang kami praktikkan. Kami memusatkan perhatian baik di lubang hidung atau di bibir atas di mana seseorang dapat merasakan napas. Berbeda dengan Pak Merta Ada yang telah memperkenalkan variasi yang cukup menarik – dan menurut saya variasi ini sangat berguna – untuk memusatkan perhatian di dalam lubang hidung pada titik di mana seseorang merasakan kontak dengan bagian dalam hidung. Dan itu memberikan kesan yang sangat kuat, yang berfungsi sebagai dasar yang kuat untuk konsentrasi.

Meditasi lain yang saya lakukan selama bertahun-tahun dengan cara yang agak berbeda, adalah meditasi pada bagian-bagian tubuh. Dalam tradisi Buddhis klasik, kita memiliki pilihan 32 bagian, yang tidak diatur dengan sistematis, tidak sesuai dengan fisiologi modern. Tapi Pak Merta Ada telah memperluas daftar bagian untuk dirasakan, dan telah mengaturnya dengan cara yang lebih ilmiah, dengan meng-urutkan dari bagian tubuh yang kasar dan keras, ke bagian tubuh yang lebih lembut dan halus. September lalu di Singapura, saya belajar dari Mr. Burg meditasi pada 4 elemen, dimana sebenarnya ini adalah meditasi yang asalnya dari tradisi Buddhis klasik, tetapi sudah sangat jarang dipraktekkan akhir-akhir ini. Karena itu dipraktekkan dengan cara yang agak dasar, tetapi saya menemukan dari instruksi Burg di Singapura, dan juga dari instruksi Pak Merta Ada di sini, bahwa kami melakukannya dengan sangat dalam, sangat teliti dan sangat sistematis.

Meditasi yang benar-benar baru bagi saya, kalau boleh saya katakan bahwa saya tidak dapat melakukanya, itulah meditasi Meridian. Mungkin Pak Merta Ada telah memberitahu Anda bahwa saya menderita kondisi sakit kepala kronis selama bertahun-tahun, dan kadang-kadang kondisi saya sangat parah sehingga saya merasakan seakan duduk di punggung saya.

Sehingga saya merasa perlu bangun mengambil segelas air atau pergi ke kamar mandi…(tertawa). Jadi, pada hari itu ketika meditasi meridian diajarkan, saya berada dalam kondisi seperti itu, tetapi saya selalu menganggapnya sebagai prinsip untuk tidak pernah menyerah dan selalu melawan…(tertawa). 

Jadi saya datang ke meditasi tahap berikutnya, yaitu dengan meditasi Cakra, yang juga benar-benar baru bagi saya sebagai peserta. Saya membaca tentang meditasi Cakra di buku-buku tentang yoga, yang disajikan sebagai sesuatu yang biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, oleh para yogi yang tinggal di Himalaya. Tapi Pak Merta Ada membuatnya menjadi sangat masuk akal, sangat praktis. Dan saya harus mengatakan, saya menemukan itu amat sangat bermanfaat dan benar-benar memberikan inspirasi dan sangat berguna.

Meditasi Cinta Kasih, juga dapat saya katakan telah saya lakukan seringkali, selama bertahun-tahun. Maksud saya, saya telah melakukannya sebagai latihan rutin selama bertahun-tahun, dan Pak Merta Ada mengajarkannya dengan cara yang sangat klasik. Pada kenyataannya, dasar metode-nya adalah pada Theravada klasik dan Manual Meditasi Buddhis Visuddhi Magga, yaitu membaginya dalam beberapa kelompok: diri sendiri, keluarga atau guru yang dihormati, teman dekat, orang netral, dan musuh. 

Saya pikir ini adalah meditasi yang sangat-sangat bermanfaat untuk mengakhiri retret untuk menempatkan pada hari terakhir. Jadi ini berfungsi untuk mengintegrasikan para peserta setelah masuk ke kedalaman tubuh, ke pengalaman psikis dan fisik batin selama beberapa hari, dan sekarang meditasi Cinta Kasih bertindak sebagai semacam jembatan untuk kembali ke dunia.

Seperti yang saya katakan, Pak Merta Ada telah mengambil berbagai jenis meditasi, dari 4-5 teknik dari tradisi Klasik Buddhis; meditasi Meridian berasal dari teori Kesehatan Cina dan Bali; dan meditasi Cakra berasal dari tradisi Yoga India. Dan telah mengintegrasikannya ke dalam sebuah sistem yang dihadirkan menjadi suatu cara untuk kesehatan fisik. Tetapi juga seperti yang ditekankan berkali-kali, tujuan utama yang sebenarnya dalam mengembangkan meditasi ini, untuk kesehatan fisik, adalah adalah dengan cara mengembangkan pikiran yang harmonis. Saya kira ini mungkin pelajaran terpenting yang harus kita pelajari, bahwa tubuh bisa sehat atau tidak sehat, bisa jatuh sakit, dan bisa kuat atau luar biasa kuat. Tetapi bagaimanapun kondisi tubuh, hal yang paling penting adalah menjaga pikiran agar bebas dari penderitaan dengan – yang Anda sebut angin kekotoran: yaitu kesombongan dan bangga diri ketika tubuh kuat, atau kesedihan, depresi ketika tubuh sakit dan lemah. 

Sudah saya katakan bahwa saya telah merasakan penderitaan oleh kondisi fisik ini, kondisi sakit kepala ini, kadang-kadang saya menjadi sedikit kesal. Tetapi mungkin saya dapat juga memberi selamat kepada diri saya karena secara umum saya dapat menjaga keseimbangan yang cukup baik terhadap masalah itu, dimana saya mencoba untuk melihat tubuh ini hanya sebagai sesuatu yang kita katakan (dalam bahasa Pali) ini bukan milikku, bukan aku, bukan diriku sendiri, bukan sesuatu yang harus kita identifikasi. Jadi, hal terpenting dalam berlatih meditasi ini adalah mampu mengembangkan pikiran yang harmonis, pikiran yang seimbang, tenang, bebas dari kemelekatan, bebas dari kebencian, bebas dari kesedihan, bebas dari penyakit.

Jika saya boleh memberikan kritik dan saran, menurut saya tampaknya untuk benar-benar menguasai meditasi ini secara maksimal, maka seseorang membutuhkan waktu sekitar 3 bulan..(tertawa..), pelatihan eksotis selama rentang waktu 3 bulan.

Dalam agama Buddha kita mengenal 4 jenis manusia;

Mereka yang membuat kemajuan dengan mudah dan pemahaman yang cepat,

Mereka yang membuat kemajuan mudah dan pemahamann yang lambat,

Mereka yang sulit membuat kemajuan dan pemahaman yang cepat,

Mereka yang sulit membuat kemajuan dan pemahaman yang lambat

Tampaknya kursus yang dikompres menjadi 10 hari ini paling cocok untuk mereka yang dapat membuat kemajuan dengan mudah dan memiliki pemahaman yang cepat. Tetapi beberapa dari kita, termasuk saya sendiri, akan masuk ke dalam kategori mereka yang membuat kemajuan yang sulit dan memiliki pemahaman yang lambat. Dan sepertinya – maksud saya, seseorang dapat mengalami manfaat yang sangat nyata dari meditasi – tetapi untuk benar-benar terjun ke dalam meditasi ini dan membenamkan diri kedalam upaya yang berpotensi penuh dongeng-mitos, setiap teknik itu sendiri dapat diperpanjang lebih dari sebulan, atau bahkan beberapa bulan.

Baiklah, saya harus – mungkin sebagai penutup – menyampaikan penghargaan dan terima kasih saya kepada Pak Merta Ada dan juga Burg yang telah menjadi teman yang sangat baik dan sumber dukungan yang sangat kuat. Kebetulan saya datang untuk belajar tentang Pak Merta Ada, dari 2 aliran yang datang secara mandiri, tetapi mengkristal dalam waktu yang bersamaan. Pertama dari teman saya di Singapura, Dr. Why Chung, dia memberitahu saya bahwa Burg akan datang ke Singapura pada akhir September dan dia akan mendapatkan kursus 8 hari, dan dia menyarankan agar saya menghadirinya. Kemudian saya membaca sedikit deskripsi tentang Burg, latar belakangnya, dan disebutkan bahwa dia telah belajar meditasi – meditasi Usada ini – selama beberapa tahun di bawah seorang tabib Indonesia di Bali bernama Pak Merta Ada. Kemudian sekitar seminggu kemudian, saya mendapat email dari teman dekat, seorang biarawan Perancis, Ven. Titinnanno, memberi tahu saya bahwa dia baru saja datang dari Bali dan berlatih meditasi di bawah Pak Merta Ada, dan menyarankan agar saya datang untuk berlatih dengannya dan dia bahkan menawarkan untuk membayar tiket saya ke Bali dan kembali. Jadi, sebagai penutup saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Ven. Titinnanno, yang membuat kursus ini menjadi kenyataan bagi saya.

Bhikku Bodhi

Kesaksian Tapa Brata Usada II – Pacung 6 – 17 Januari 2002

Program & Kelas

Jadwal Kegiatan

Program & Kelas

Program Meditasi