Jadi saya senang sekali karena penjelasannya logis. Kemudian Pak Merta biasanya menjelaskan dengan basis-basis science-nya. Pembelajaran yang terbesar buat saya adalah tentang jenis-jenis pikiran. Karena saya jadi bisa memahami pikiran-pikiran saya sendiri. Dan karena di kantor saya juga ada orang-orang di dalam tim, jadi bisa memahami pikiran-pikiran yang ada di mereka. Misalnya, ada beberapa anggota tim saya kok kelihatannya susah sekali dalam bekerja. Kalau sedang meeting tidak pernah bicara, tidak pernah memberikan pendapat. Dan kemudian saya merasakan atau mungkin menebak sepertinya ini ada perasaan takut atau khawatir. Jadi ada pikiran khawatir. Kemudian ketika saya menebak itu dan saya mengajak mereka ngobrol tentang itu, ternyata benar.
Ternyata mereka khawatir dimarahi atau khawatir salah atau khawatir dipecat. Dan itu ternyata adalah sisa-sisa trauma dari pekerjaan sebelumnya. Setelah kami ngobrol, intinya saya katakan ya sudah tidak apa-apa. Jangan khawatir. Kalau di sini saya tidak akan marah. Dan itu ternyata membantu sekali dengan mereka bekerja menjadi lebih nyaman. Kelihatan sekali mereka sekarang kinerjanya juga meningkat. Dan mungkin saya tidak akan bisa menemukan ini kalau tidak pernah diberi tahu ada jenis-jenis pikiran yang berbeda-beda itu.
Kemudian poin selanjutnya yang menarik juga. Selama saya ikut meditasi kesehatan Bali Usada ini, biasanya di menit-menit pertama itu saya ada moment di mana saya menangis. Keluar air mata. Kadang-kadang karena saya ingat sesuatu yang menyenangkan sehingga saya menangis terharu. Atau kadang-kadang karena saya tiba-tiba teringat sesuatu yang menyedihkan atau bikin saya marah sehingga saya menangis sedih atau kesal. Atau kadang-kadang saya menangis saja, bahkan tidak tahu kenapa. Dan kemudian dari penjelasan Pak Merta, saya jadi tahu barangkali ini lah yang dinamakan dengan reaksi buruk atas memori. Jadi ini adalah proses saya untuk mengurai reaksi-reaksi buruk itu dan menyembuhkan serta menghilangkan reaksi-reaksi buruk itu.
Dan kemudian poin yang terakhir, saya sebenarnya mendengar meditasi kesehatan Bali Usada sudah agak lama. Karena salah satu mentor saya juga belajar di Bali Usada. Salah satu asisten juga sebenarnya, Pak Djohan Pinnarwan. Nah, Pak Djohan ini juga sudah lama cerita tentang Bali Usada. Tapi saya, entah kenapa selama bertahun-tahun tidak pernah tergerak untuk latihan meditasi. Dan barangkali memang tidak ada yang kebetulan. Suatu saat saya ikut pelatihan leadership. Kemudian ternyata salah satu metodenya adalah mindfulness leadership. Dari situ saya belajar tentang mindfulness dan belajar tentang meditasi. Kemudian karena belajar tentang meditasi, saya tertarik. Jadi saya ngobrol lagi dengan Pak Djohan. Kemudian beliau bilang, “kamu ikutlah Bali Usada”. Dan akhirnya saya ikut Bali Usada.
Akhirnya saya tergerak. Kemudian saya cerita sama Pak Djohan, kenapa ya kok saya baru tergeraknya sekarang. Padahal saya sudah dengar tentang latihan meditasi sejak dulu. Pak Djohan mengatakan sesuatu yang saya tidak akan pernah lupa. Pak Djohan bilang, “guru akan datang kalau murid sudah siap”. Dan mungkin itu benar sekali. Karena mungkin seandainya saya dulu memaksakan diri untuk ikut, ketika saya belum siap apa pun definisi siapnya, mungkin juga saya tidak akan bisa menerima ilmunya dengan benar. Jadi terima kasih sekali Pak Merta. Terima kasih Bu Farida.