Bagi saya meditasi merupakan suatu proses….
Di Tapa Brata pertama, sewaktu saya memperhatikan napas masuk dan keluar, saya bertanya pada diri saya : dari mana datangnya napas saya ini ?. Saya tersentak kaget dan baru menyadari bahwa napas saya adalah pemberian dan suatu nikmat dari Tuhan. Bagaimana saya tidak menyadarinya selama ini ?. Bagaimana saya selalu menerima napas sebagai sesuatu yang harus ada setiap hari ?.
Diwaktu itu pula, saya tau bahwa saya adalah mahluk hidup si penyebab penyakit…!!. Saya setiap hari pasti marah, kesal, kecewa lebih dari sepuluh kali..!!.
Pada waktu saya dinobatkan sebagai “the most terrifying manager” oleh staf di kantor -suatu waktu, saya tidak merasa sedih. Karena saya berpendapat marah adalah suatu proses yang alami, yang perlu dilakukan karena ada sesuatu yang saya anggap salah. Kalau ada staf yang takut atau bahkan gemetar ketika menghadap saya, bagi saya itu bukanlah masalah saya, tetapi masalahnya sendiri.Pada akhir Tapa Brata itu, saya hanya bisa berjanji ke Pak Merta untuk mengurangi marah saya setiap hari sebanyak 50% saja dan saya tau pasti bahwa hal itu sangat sulit bagi saya.
Saya bermeditasi hampir setiap hari, duduk,merasakan sensasi apapun yang terjadi. Kadang-kadang terasa sakit, badan berkeringat, badan bergoyang-goyang..
Pada mulanya, tujuan saya bermeditasi adalah untuk menyembuhkan miom dirahim saya. Ukurannya pada waktu saya temukan sudah bukan kecil lagi. Pada waktu itu saya tidak bisa menerima mengapa ada miom dalam tubuh saya. Saya merasa saya sudah merawat kesehatan saya; menjaga makan saya dan berolah raga. Dokter di Indonesia dan luar negeri tidak dapat menjelaskan mengapa ada miom dalam tubuh saya. Saya merasa kecewa, sedih dan marah kepada diri saya.
Ada perubahan…
Saya marah pertama kali enam bulan setelah Tapa Brata yang pertama…dan beberapa detik sebelum marah saya meledak, saya ingat seperti ada yang memberi signal kepada saya bahwa saya akan marah…dan setelah saya marah…rasa marah, kesal saya mereda dengan cepat..dan saya sadar..wah
saya baru saja marah….saya bisa sakit…. Apa yang terjadi?.
Lingkungan saya tidak berubah.Berarti ada perubahan pada diri saya..Saya menjadi lebih toleran,saya lebih baik berkomunikasi sehingga orang lebih mudah tahu keinginan dan maksud saya.
Saya dapat merasakan kebahagian dan menghargai hidup saya dari hal-hal yang kecil.
Dulu, bila satpam dikantor mengucapkan “selamat pagi” kepada saya, saya menganggapnya dia “carmuk”.Tapi saya sekarang bisa merasakan bahwa dia sudah berbaik hati mendoakan agar pagi saya selamat.
Dulu, bila ada orang yang tidak saya kenal tersenyum kepada saya, saya menganggapnya sebagai orang yang kurang kerja…Tapi,saya sekarang akan memberikan senyum saya..It does not cost me a cent… Kemana saja saya pergi, selalu ada orang yg menolong saya, menjaga saya.
Kebahagian seperti ini yang saya rasakan.Tapa Brata kedua merupakan penyegaran-refreshing bagi saya. Setelah itu, saya memutuskan untuk pergi ke TB setiap tahun , menjadikan Tapa Brata sebagai detox pikiran untuk saya dan menikmati TB sebagai bagian cuti atau liburan tahunan saya.Proses itu berjalan terus…
Di Tapa Brata ke empat, saya cemas dan takut sewaktu mengetahui bahwa pikiran setengah sadar dan pikiran dibawah sadar dapat begitu kuatnya mempengaruhi kesehatan dan menimbulkan penyakit. Dan pikiran seperti itu sukar dikendalikan atau dikontrol.
Tapi,kemudian saya mengerti bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan begitu sempurna. Karena obat dari sakit yang disebabkan oleh pikiran itu ada pada diri kita sendiri yakni napas dan pikiran harmonis…Saya merasa lega…..
Bagaimana miom saya ?….
Dia masih tetap ada.
Saya sempat cemas.Kenapa masih ada ?.Salahkah meditasi saya?. Setiap kali orang bertanya tentang miom saya, saya semakin cemas. Miom saya tidak pernah memberikan rasa sakit kepada saya.Miom saya tidak pernah mengganggu proses haid, buang air besar atau air kecil saya. Apakah dia bisa saya sebut sebagai penyakit ?.
Proses itu berjalan terus…Miom saya masih ada.
Karena miom, saya mengenal meditasi kesehatan ini,saya merasakan banyak kebahagian,mendapatkan kawan-kawan baru yang selalu mempunyai niat berbuat yang baik.
Mengapa saya harus cemas ?.
Anicca…
Dulu, saya selalu berharap bahwa akan ada anicca: miom saya yang ada akan hilang, sembuh.
Sekarang, saya merasa anicca itu memang terjadi, tetapi dalam arti yang lain;saya yang dulu tidak dapat menerima miom dalam tubuh saya, saat ini saya menerimanya sebagai bagian dari hidup saya, sebagai hadiah dari Tuhan..A God’s gift… a blessing.
Alhamdulillah.
Ami