Intensi saja sudah mampu menggetarkan energi dan informasi,–
1. Eksperimen yang menarik dilakukan oleh peneliti Cleve Baxter, seorang anggauta dan sahabat di Chopra Center. Pada tahun 1972 ia mengembangkan metodologi untuk mempelajari sel manusia yang telah di-isolasikan dari tubuh seseorang. Misalnya, dalam salah satu eksperimennya, ia mengambil spermatozoa manusia dan menelitinya dalam tabung percobaan dengan memasang elektrode dan mengukur kegiatan elektromagnetik-nya dengan menggunakan alat sejenis EEG. Sperma dari seorang donor dipindahkan kedalam suatu kamar kira2 13 meter jauhnya dari ruang laboratorium. Ketika si donor dari sperma itu memecah satu kapsul amyl nitrat dan uapnya terhisap olehnya, timbullah kejutan sesaat pada elektromagnetik pada lab sperma yang berada 3 kamar jauhnya.
2. Suatu hari, Cleve Baxter meng-isolasikan sel darah-putih untuk penelitiannya. Mengikuti prosedur baku, ia melakukan centrifuge (pemutaran) pada air ludah untuk memperoleh sekelompok sel darah-putih, lalu ditempatkannya dalam sebuah tabung kecil dan dimasukkan kawat elektrode dari emas yang disambung pada peralatan sejenis EEG. Ia mendadak terpikir untuk membuat luka kecil dibalik tangannya untuk melihat apakah ini akan mempengaruhi sel2 darah-putihnya. Ia lalu mencari2 suatu pisau steril pada rak didekatnya. Ketika ia kembali, dilihatnya gambar rekaman dari gerakan elektromagnetik: padanya telah direkam gerakan2 yang memuncak pada sel2 darah-putihnya pada saat ia sedang mencari2 pisau steril tadi. Dengan kata lain, sel2 darah-putihnya ber-reaksi terhadap ‘intensi’-nya untuk mengiris tangannya, bahkan sebelum ia nyata2 mengirisnya!
3. Pada saat lain, Cleve Baxter sedang melatih seorang rekan untuk mengumpulkan leukosit dari mulut. Entah bagaimana mereka sampai pada diskusi tentang suatu artikel di majalah Playboy, yaitu tentang suatu wawancara dengan William Shockley, seorang scientist yang sangat kontroversial pada masa itu. Cleve Baxter mendadak teringat bahwa mitranya ini mempunyai sebuah copy dari majalah itu di meja kantornya. Ia segera pergi mengambilnya, menemukan tulisan yang dibahasnya itu, dan kembali ke lab. Pada saat itu, Steve, rekannya di laboratorium, telah selesai dengan pengumpulan sel dan memasang elektrode pada sel2nya. Cleve Baxter lalu mengarahkan sebuah kamera video, terpasang pada sebuah tripod, dari balik bahu Steve untuk monitor apa yang akan Steve lihat. Kamera video lainnya diarahkan pada gambar rekaman elektromagnetik. Gambar2 dari kedua kamera video digabung melalui tehnologi split-screen. Ini untuk memastikan bahwa pencatatan terjadi dengan cermat terhadap saat reaksi muncul. Ketika Steve membalik2 lembaran Playboy untuk menemukan artikel itu, ia sampai pada lembaran tengah yang menampilkan Bo Derek yang telanjang. Menurut Cleve Baxter, “Bahkan ketika Steve berkata lantang ‘Saya kurang sepakat bahwa tubuhnya sempurna’, sel darah-putihnya dalam tabung percobaan menunjukkan reaksi yang penuh, mencapai batas tinggi dan bawah dari grafik rekaman.” Setelah 2 menit lamanya, Cleve Baxter menganjurkan Steve menutup majalah itu. Ketika ia melakukan hal itu, sel2-nya mengejut lagi. Cleve Baxter menyatakan, “Ketika Steve mengalami observasi yang demikian cermat ini, dan pula mengetahui perasaan dan pikirannya sendiri ketika itu, habislah skeptisme-nya”.
Cleve Baxter telah menghasilkan banyak percobaan serupa yang menyatakan bahwa sel2 dari segala organisme biologis, termasuk tanaman dan berbagai macam bakteri, memiliki kemampuan bio-communication. Segala sel yang hidup mempunyai kesadaran cellular dan dapat ber-komunikasi dengan sel2 lain yang sejenis ataupun berbeda dari species lain bahkan ketika mereka terpisah pada suatu jarak.
Ini semua terjadi karena korelasi non-lokal, yang berlangsung dalam virtual domain. Kita telah menyaksikannya terjadi pada tingkat partikel sub-atomik — yang merupakan unsur pembentuk segala hal — dan kita saksikan pula dalam hubungan dua individu yang bisa melampaui jarak waktu dan ruang.
Eksperimen Cleve Baxter yang kedua itu bahkan mengungkapkan bahwa intensi saja sudah mampu menggetarkan energi dan informasi, secara non-lokal (Dalam dunia agama, intensi dinyatakan dalam doa2 dan ritual).
Kesadaran, perhatian, pikiran, kepedulian, dan niat menciptakan energi, sedangkan intensi membawa transformasi energi tersebut.~
Deepak Chopra, The Spontaneous Fulfilment of Desire, 2003, hal. 53 ff. – Three Rivers Press New York