Sebelumnya, saya pernah berdoa ingin mengikuti kegiatan yang tidak ada interaksi dari dunia luar dan dengan orang-orang yang tidak ada hubungan sama sekali, sehingga saya ikut meditasi intensif Tapa Brata karena ingin kabur dari dunia luar seperti kantor, lingkungan rumah, dan lain sebagainya.
Saat sampai di sini, saya diajarkan untuk melihat diri sendiri, sehingga emosi yang selama ini terpendam di pekerjaan seperti energi marah yang terserap hanya memperkeruh emosi-emosi lain dan kejadian-kejadian lain yang terpendam. Di sini, saya belajar untuk melihat ke dalam diri sendiri.
Memang pada hari pertama dan kedua, terasa sangat berat sampai kepikiran kenapa saya menyiksa diri sendiri di sini. Tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya saya bisa bertahan hingga hari ini dan saya mendapat banyak sekali hal-hal yang mungkin dulu saya tahu tetapi tidak menyadarinya.
Saya mengalami migrain dan vertigo yang ternyata disebabkan oleh emosi dan marah yang berlebihan, karena selama saya di sini, sakit kepala saya tidak pernah kambuh. Di Bali Usada, saya yang awalnya ingin kabur dari dunia luar, malah belajar cara memaknai hidup. Sekarang, saya berusaha lebih sabar, rasa marah dan kebencian sudah tidak ada lagi, dan saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan yang saya yakini.
Tikung
