Setelah menyelesaikan kemoterapi, teman-teman saya mengunjungi dan memberikan dukungan serta doa. Beberapa di antara mereka, yang telah mengikuti meditasi dengan Pak Merta Ada, merekomendasikan saya untuk mencoba meditasi tersebut.
Meskipun secara medis saya dinyatakan bersih dari kanker, dengan hasil PET scan yang menunjukkan tidak ada metastase, dokter menyarankan operasi secepatnya untuk mengangkat tumor. Saya bersyukur kepada Tuhan karena diberi tanda-tanda awal melalui batuk yang tidak kunjung sembuh dengan obat batuk biasa, yang awalnya saya kira adalah asma.
Selain mengalami trauma batin yang berat karena diagnosis kanker, saya juga merasa kesulitan mengikuti saran dari psikolog. Namun, dengan meditasi, saya merasa menemukan tempat yang tepat untuk mengungkapkan keluhan dan mendapatkan kesembuhan yang hampir instan, sesuai dengan indikasi yang disampaikan oleh Pak Merta Ada.
Saya menyadari bahwa perjuangan melawan kanker adalah perjuangan pribadi, dimana dukungan dari keluarga dan teman serta perawatan medis sangat penting. Namun, pada akhirnya, saya yang harus mengambil langkah aktif dalam proses penyembuhan saya. Melihat kurangnya harapan di wajah pasien lain selama sesi kemoterapi, saya bertekad untuk tidak menyerah.
Malam setelah saya didiagnosis, saya merasa pasrah dan kehilangan semangat. Namun, keesokan harinya, saya bangun dengan tekad kuat untuk melawan penyakit ini. Kini, saya bersyukur telah menemukan tiga sumber dukungan dalam perjuangan saya melawan kanker: perawatan medis, psikologi, dan meditasi, yang semuanya memberikan kontribusi besar dalam proses penyembuhan saya.
Sebelumnya, saya hanya menganggap meditasi sebagai praktik yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari inspirasi di gunung. Namun, kini saya mengerti bahwa meditasi memiliki banyak manfaat dan telah menemukan satu bentuk meditasi yang cocok untuk saya.