Testimonials Ratna Saraswati
Coming Soon

Dari mulai saya ikut Tapa Brata saya memang tidak mempunyai satu sakit yang serius. Dan setiap kali saya mengikuti Tapa Brata itu karena kangen sama Pak Merta untuk berdiskusi, menghilangkan trauma-trauma saya, dan mengikuti prosesnya saja. Nah, kebetulan pandemi ini ada Tapa Brata live online. Jadi saya ingin sekali mengikuti, bagaimana rasanya kalau berlatih meditasi intensif Tapa Brata live online ini. Yang saya rasakan adalah sebetulnya banyak sekali keuntungannya kalau saya mengikuti meditasi intensif Tapa Brata live online ini. Karena saya adalah ibu yang sudah hampir 70 tahun yang  problemnya ada di dengkul dan panggul. Jadi saya bisa duduk dengan rileks dan bisa mengatur kaki saya seperti apa, itu yang pertama. Yang kedua saya merasa tidak diburu-buru. Jadi hanya beberapa langkah sudah bisa duduk. Kalau untuk noble silence, karena saya memang tinggal sendiri jadi tidak ada interaksi kepada siapa pun selama ini. 

Entah mungkin ini sudah diatur oleh Tuhan, saya baru saja menjalani operasi katarak di mata saya yang kiri. Nah kebetulan besoknya saya kontrol, mata saya berhasil dengan baik sekali dan bersih. Saya bisa membaca huruf yang paling kecil dan saya bisa memasukkan benang ke dalam jarum lagi. Saya senang sekali. Seminggu kemudian saya kontrol ke dokter, ternyata ada peradangan dan kornea saya agak bengkak sedikit. Peradangan itu dikarenakan pada saat operasi berjalan, mata saya dikasih obat atau air mata buatan terus menerus supaya tetap basah. Jadi mata tidak kering. Ternyata terjadi turbulensi yang tidak bisa keluar, sehingga terjadi peradangan. Dan setelah saya diberi obat untuk menghilangkan peradangan itu dalam lima hari tidak ada kemajuan apa-apa. Sehingga saya harus dikonsultasikan kepada ahli kornea. Dan kebetulan pada saat itu adalah hari pertama Tapa Brata live online. Jadi saya sudah minta izin sebelumnya. 

Setelah saya dari sana, saya diberi obat, diganti lagi obat tetesnya untuk meredakan pembengkakkan. Ternyata saya merasa dalam beberapa hari saya mengikuti meditasi intensif Tapa Brata, selain kegelisahan ingin membuka WhatsApp, saya juga gelisah mata saya tidak ada kemajuan. Dan kebetulan hari keempat itu saya tidur tidak memakai cope plastik. Jadi saya tidur miring ke sebelah kiri. Bangun pagi mata saya terasa sekali seperti tertekan dan bengkak. Sehingga kegelisahan saya sudah menumpuk sekali. Kegelisahan ingin membaca WhatsApp, kegelisahan mata tidak ada kemajuan. Saya merasa sakit sekali. Jadi di pagi itu begitu mulai saya bertekad bahwa saya harus mematikan hp ini. Dan saya sama sekali tidak akan membuka sampai selesai di malam hari. Dan mungkin pengaruhnya adalah di rumah itu saya merasa lebih rileks, saya lebih santai. Pada waktu meditasi yang kedua, setelah setengah 9 itu, saya bisa melihat bola mata saya sendiri. 

Saya terkejut sekali, loh itu kan bola mata saya dan di bola mata itu ada garis lengkungan kuning di mana yang waktu saya melihat monitor di dokter adalah katarak saya. Itu cepat sekali. Sesudah itu ada bola mata yang kedua yang putih dan bersih. Nah itu adalah bola mata saya sesudah dioperasi. Setelah itu semua sakitnya hilang. Itu berlangsung dalam beberapa detik yang cepat sekali. Tapi namanya manusia semua pasti ada kemelekatan. Dua meditasi yang terakhir itu saya ingin sekali bisa melihat lagi situasi seperti itu. Tapi karena sangat diharapkan dengan kegelisahan, keinginan, kemelekatan, ternyata saya tidak bisa mendapatkan apa-apa lagi. Itu semua hasil yang bisa saya lihat di bola mata saya sendiri karena saran dari Pak Merta bahwa saya harus merasakan cakra dada, lalu jantung, pembuluh darah, kemudian ke mata, sesudah itu ke liver. Nah itu saya kerjakan berturut-turut memang betul pada saat itu saya bisa melihat bola mata saya sendiri. Terima kasih Pak Merta. Semoga semua hidup berbahagia.

Ratna Saraswati – Sahabat Meditasi dari kelas meditasi kesehatan intensif Tapa Brata Live Online

Program & Class

Activity Schedule

Program & Class

Meditation Program