Saya awalnya merasa tidak membutuhkan meditasi karena merasa sehat dan masih muda. Sebagai seorang dokter, saya merasa cukup memahami ilmu kesehatan dan merasa “fine” saja. Akhirnya, saya memutuskan untuk menemani suami saya saja.
Pengalaman saya selama tiga hari pertama di sini cukup biasa saja. Saya belum terlalu mengenal meditasi, apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan saya yang sibuk dan hiperaktif. Tapi kemudian, saya mulai menyadari adanya rasa ketidaknyamanan yang sudah lama saya pendam.
Walaupun saya adalah seorang dokter yang bisa melakukan pemeriksaan lab atau rontgen untuk diri sendiri, rasa ketidaknyamanan itu tidak pernah hilang. Bahkan sampai saya mencoba terapi pijat, tetap saja ada rasa yang mengganggu.
Saat meditasi, saya mendapati rasa ketidaknyamanan itu muncul lagi. Memori dan pikiran yang sudah lama saya kubur tiba-tiba muncul dan membuat saya menangis. Saya akhirnya bisa melepaskan perasaan tersebut dan merasa lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, saya merasa semakin membaik, terutama setelah meditasi yang berfokus pada cinta kasih. Ini membuat saya menyadari banyak hal, termasuk bagaimana cara menghadapi emosi dan stres.
Sebagai klinisi, saya merasa pengalaman ini sangat berkesan dan membuktikan bahwa meditasi bukan hanya sebatas teori atau hal yang saya sarankan kepada pasien saya. Ini adalah sesuatu yang nyata dan sangat bermanfaat, terutama untuk orang-orang muda yang mungkin merasa mereka sudah cukup tahu banyak karena pendidikan atau pengalaman hidup mereka. Demikian pesan dari saya. Terima kasih.
Vanda