Testimonials Onggo Wilianto

Tanpa Kesehatan, Panjang Umur Hanya Akan Menjadi Penderitaan

Nama saya Onggo Wiliyanto, berasal dari Semarang. Pekerjaan saya dokter spesialis penyakit dalam dan klinikal hipnoterapis

Awal saya berada di sini atas rekomendasi dari Pak Adi W. Gunawan, guru hipnoterapis saya. Ketika sedang mempelajari hipnoterapi, kami diajarkan untuk membantu orang lain, termasuk bagaimana cara melepaskan memori buruk, sehingga mereka dapat berkembang dengan lebih baik. Nah, Pak Adi W. Gunawan menyarankan kami murid-muridnya, agar kita bisa bantu orang dengan baik, maka kita harus bisa rutin bermeditasi dengan baik untuk mengisi energi cinta kasih dengan baik. Dan beliau menyarankan kami untuk belajar meditasi dengan Pak Merta Ada. Satu per satu teman kami sudah berangkat ke sini dan ini jodohnya saya baru bisa berangkat sekarang.

Sebagai dokter, saya selalu percaya pada energi dalam dunia medis. Meskipun banyak yang meragukan dan menganggap saya aneh, saya telah menyaksikan pasien yang sering mengeluh atau memiliki keluarga yang sering mengeluh memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan pasien yang lebih menerima dan legowo. Saya percaya ada proses penerimaan yang terjadi, dan kemudian ada energi cinta yang diberikan kepada tubuh yang sakit, membantu proses penyembuhan pada pasien. Dan kemudian, jadi ada suatu titik di mana saya mau ulang tahun. Nah, disitu saya banyak merenung dari hasil bertemu dengan banyak pasien dengan pengalaman hidup yang berbeda-beda.

Di satu titik dalam hidup saya, saat merenung, saya menyadari betapa pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Tanpa kesehatan, panjang umur hanya akan menjadi penderitaan. Panjang umur tanpa kebijaksanaan juga bisa menyebabkan kita menjadi beban bagi orang lain. Saya memahami bahwa esensi terkecil dari tubuh kita adalah gelombang atau getaran. Gelombang ini berasal dari ketiadaan, mirip dengan filosofi yang saya pelajari dari film Sun Go Kong saat masih kecil. Ada Biksu Tong bilang, isi adalah kosong, kosong adalah isi.

Menurut saya, hidup itu seperti korek api. Saat dinyalakan, ada cahaya yang muncul, merepresentasikan kebaikan atau keburukan yang kita lakukan. Setelah korek api padam, yang tersisa hanyalah asap, kenangan tentang kehidupan kita. Kemudian, asap pun hilang, yang berarti kita telah benar-benar pergi.

Di sini, saya mampu merasakan cakra yang selama ini saya cari. Saat merenung tentang tubuh saya, saya memvisualisasikan anatomi otak dan organ lainnya. Semua terasa baik. Saya juga merenung tentang masa lalu, khususnya tentang kepergian ayah saya. Meski saya tidak bisa bersama dengannya saat itu, saya merasa bahwa beliau meninggal dengan damai.

Dengan petunjuk Pak Merta, saya menyadari betapa pentingnya mengirimkan energi cinta kasih kepada orang tua yang masih hidup. Hubungan saya dengan ibu sangat baik dan saya berharap untuk selalu menjaganya. Selain itu, saat bermeditasi di bawah pohon bodhi dan mendengarkan bacaan dari Pak Merta, saya mendapat pencerahan tentang kejujuran. Sejak kecil, orang tua saya telah mengajarkan saya tentang kejujuran, dan hal itu saya bawa hingga menjadi dokter. Kalau tidak perlu opname, jangan kita opnamekan pasien. Kalau tidak perlu operasi, jangan operasi pasien.

Selama pandemi COVID, saya dan seorang dokter lain merawat 110 pasien dengan kondisi yang baik dan beruntung tidak tertular. Saya selalu percaya pada pendekatan medis yang bersifat holistik dan spiritual. Hasilnya, banyak pasien saya yang sembuh lebih cepat.

Semoga kita semua bisa terus bermeditasi dan menjalani hidup dengan harmonis, sehingga tindakan kita akan membawa kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan seluruh alam semesta. Terima kasih.

Program & Class

Activity Schedule

Program & Class

Meditation Program