Pada usia sekitar 26 – 27 tahun, saya mulai tertarik dengan dunia spiritual, yang bagi beberapa orang dikenal sebagai “the return of Saturn” dalam astrologi, sebuah fase perubahan besar dalam hidup. Awalnya, saya mencoba yoga sebagai alternatif setelah cedera tenis. Namun, saya merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar latihan fisik dalam yoga.
Saya kemudian mengeksplor lebih jauh dengan membaca buku dan bahkan mengunjungi sebuah ashram di Australia yang diasuh oleh seorang guru dari India. Saat itu, orang tua saya cukup kaget dan mengaitkannya dengan black magic, tapi saya berhasil meyakinkan mereka.
Selanjutnya, saya mengalami berbagai lika-liku hidup, termasuk kehamilan yang rumit karena adanya miom. Meskipun begitu, operasi berjalan lancar dan saya selamat bersama bayi saya.
Selain itu, saya juga mengkonsultasikan masalah miom ini dengan homeopat. Menurut pengobatan homeopati, miom atau tumor bisa dianggap sebagai upaya badan kasar untuk ‘memperbaiki’ badan lain yang mengalami masalah.
Saya juga mengeksplor berbagai metode penyembuhan lain, termasuk akupunktur dan chikung. Saya menemukan bahwa miom saya mungkin terkait dengan beberapa masalah emosional dengan ibu saya, yang ternyata muncul sebagai dasar ketakutan dalam diri saya.
Akhirnya, sepupu saya menyarankan saya untuk mengikuti Tapa Brata, sebuah program spiritual yang sistematis. Melalui program ini, saya menemukan akar masalah emosional saya dan berhasil mengeksplorasi lebih dalam tentang diri saya.
Dalam perjalanan ini, saya memahami bahwa setiap masalah fisik atau emosional memang interkonektif dan penting untuk mengeksplorasi kedua aspek tersebut untuk kesembuhan yang holistik.
Johanna